Berikut di bawah ini adalah suplemen-suplemen yang memiliki property anti-catabolisme, mencegah proses muscle cellular breakdown dalam tubuh.
- Fast-Acting and Slow-Released Protein Combination
- Glutamine
- Arginine
- Branched Amino Acid
- Phosphatidylserine
- Omega 3
Protein seperti kita semua telah pahami adalah bahan dasar yang esensial dalam pembentukan otot dan pertumbuhan seluruh sel-sel dalam tubuh secara efisien.
Pastikan bahwa Anda memilih tipe protein yang tepat pada waktunya selama periode satu hari untuk sesegera mungkin reversing catabolism dan juga mencegah terjadinya katabolisme (anti-catabolism).
- Kombinasi whey protein dan casein protein. Whey sendiri memiliki kandungan asam amino esensial termasuk branched chain amino acid dan memiliki karakter fast absorbed protein, membuatnya memiliki catabolism reversing property yang sangat efektif khususnya periode seusai latihan beban atau setelah periode fasting karena secara cepat diserap oleh tubuh. Dosis yang dianjurkan adalah 20–40 gram pada saat bangun tidur, usai periode fasting harian, dan sesudah berlatih.
- Casein protein adalah salah satu sumber protein yang kaya akan glutamine (asam amino yang berjumlah besar dalam otot dan membantu proses pemulihan otot). Casein memiliki karakter slow-released menjadikan sebagai sumber sediaan yang efektif bagi kontinuitas pembentukan otot sepanjang hari. Casein diserap secara perlahan dan memberi sediaan asam amino ke dalam darah dalam jangka yang panjang, bahkan diyakini dapat memabantu menahan rasa lapar. Dosis yang dianjurkan adalah 20 – 40 gram pada saat siang hari, 60 menit sebelum berlatih, dan 45 menit sebelum tidur atau sebelum menjalani periode fasting.
Merupakan asam amino dengan jumlah terbesar dalam komposisi otot manusia (lebih kurang 60 persen dari total asam amino) dan diperlukan asupan suplemen guna mencukupinya, karena asam amino ini banyak terkuras saat latihan beban. Kekurangan sediaan glutamine dapat mengakibatkan melemahnya sistem kekebalan tubuh dan muscle breakdown (katabolisme).
Suplementasi glutamine memiliki fungsi:
Mengurangi tingkat protein breakdown (anti-catabolism)
Merangsang produksi hormon pertumbuhan
Membantu penempatan nitrogen dan pembersihan urea serta amonia
Serta sumber yang efisien sebagai sumber energi bagi sel-sel tubuh
Dosis yang dianjurkan adalah 5 – 10 gram sebelum dan sesudah latihan beban, serta 30 menit sebelum tidur.
Arginine
Arginine adalah asam amino yang diketahui bermanfaat dalam penyembuhan dan diyakini memiliki anticatabolic property pada penderita cedera (injured patient) bila diberikan dalam dosis yang cukup.
Manfaat suplementasi arginine:
Membantu proses pemulihan dan penyembuhan
Merangsang proses produksi hormone pertumbuhan
Dosis efektif yang dianjurkan adalah 3 – 5 gram diberikan 45 menit sebelum latihan dan sebelum tidur.
Branched Chain Amino Acids
Kendatipun whey protein merupakan sumber sediaan yang baik dan kaya akan BCAA, suplementasi terpisah akan BCAA diyakini memiliki manfaat tambahan bagi mereka yang sedang secara ketat mengawasi asupan kalori dan pola makan untuk mengurangi lemak tubuh (fat-loss program).
BCAA terdiri dari leucine, isoleucine, dan valine, ketiga asam amino esensial ini secara langsung digunakan dalam proses metabolisme pada jaringan otot. Rasio yang optimal bagi ketiga asam amino esensial ini adalah 2:1:1 (leucine:isoleucine:valine). Disebut esensial karena ketiga asam amino ini harus dicukupi dari sumber luar dan tidak diproduksi tubuh secara alami.
Dari ketiga asam amino esensial ini, leucine diyakini adalah yang paling penting dalam proses sintesa protein.
Dosis yang dianjurkan adalah 5 – 10 gram 3 – 4 kali sehari, terutama sebelum dan sesudah berlatih.
Phosphatidylserine
Termasuk kategori phosholipid dan merupakan sediaan yang efektif untuk menekan produksi kortisol. Melalui studi yang dilakukan oleh Monteleone, suplementasi phosphatidylserine secara signifikan menekan produksi kortisol yang disebabkan peningkatan stress level. Studi lain oleh Fahey dan Pearl menyimpulkan bahwa suplementasi ini dapat mengurangi tingkat kortisol hingga 30% lebih efektif dibandingkan placebo bila dikonsumsi seusai latihan beban. Menekan produksi kortisol juga berimplikasi mengurangi resiko penumpukan lemak pada tubuh.
Dosis suplementasi phosphatidylserine agar efektif untuk menekan produksi kortisol adalah 400 – 800 miligram per hari terutama sebelum latihan dan sebelum tidur.
Kombinasikan suplementasi ini dengan pola makan yang berbasis sumber protein berkualitas baik dan asam lemak esensial serta karbohidrat tinggi serat, cukupilah istirahat guna pemulihan total setelah berlatih beban dengan intensitas tinggi, pastikan pula tercukupinya waktu tidur untuk pencapaian total recovery.
Omega 3
Asam lemak esensial Omega 3 membentuk komponen yang melancarkan transportasi oksigen dan nutrisi makro (protein, lemak, dan karbohidrat) ke dalam sel-sel tubuh sehingga dapat berfungsi secara optimal, serta membantu pembuangan produk sisa metabolisme seperti karbondioksida dari sel-sel tubuh.
Omega 3 terdiri dari EPA (eicosapentaenoic acid), DHA (docosahexaenoic acid), dan LA (linolenic acid). EPA dan DHA dijumpai pada sumber makanan ikan laut, sedangkan LA banyak ditemui pada kandungan minyak tumbuh-tunbuhan dan biji-bijian. Melalui riset dibuktikan bahwa EPA memiliki property antikatabolik yang sangat kuat di dalam otot. EPA dapat mencegah muscle protein breakdown secara berlebihan. EPA sangat efektif mengurangi kerusakan otot karena EPA secara efektif menghambat jalur molekul yang mengakibatkan kondisi katabolik.
EPA dapat membantu menjaga massa otot pada saat seseorang menjalani diet ketat rendah kalori.
Dosis suplementasi Omega 3 sebanyak 1000 hingga 2000 miligram adalah yang dianjurkan per hari untuk manfaat optimal.
Mulailah mencoba suplemen-suplemen tersebut agar aktivitas fitnes Anda menjadi optimal. Dengan adanya peningkatan porsi anabolisme dan penekanan porsi katabolisme, maka akan tercipta keseimbangan proses metabolisme dalam tubuh.
No comments:
Post a Comment