have a nice read! thanks for viewing my blog! =)

Tuesday, July 31, 2012

Apa yang diciptakan dan apa yang tidak?


Mari kita meriviu dan berdiskusi tentang  Alkitab yang saya ambil dari Kitab Suci Katolik, yaitu “Alkitab Deuterokanonika”.


Pertama-tama, mungkin saudara-saudari sekalian penasaran dengan sifat saya yang  anda ketahui selama ini bahwa saya bukan tipe orang yang membaca Alkitab, apalagi membahasnya secara terbuka. Saya ingin menceritakan sekilas, sejarah bagaimana saya mengenal Alkitab dan mengapa saya ingin membukanya kembali.


Semenjak kecil, saya sudah terbiasakan oleh Ibu saya untuk membaca Alkitab dan berdoa setiap malam bersama keluarga. Hal ini masih saya jalankan hingga sekarang, namun tidak seintensif ketika saya masih kecil karena kesibukan duniawi saya. Ketika saya kecil, jarang terlintas dalam benak saya untuk mempertanyakan kejadian-kejadian dalam Alkitab. Namun, seiring bertambah usia, saya mulai bertanya mengenai keberadaan saya, Allah, dan semesta ini.

Tepatnya ketika saya menginjak bangku kuliah di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), saya mendapat pelajaran agama Katolik. Bapak Yitno adalah pengajar yang luar biasa! Hal pertama yang beliau tanyakan adalah, ”Mengapa saudara-saudari menganut agama Katolik?” Saya sempat meragukan beliau karena ajarannya yang begitu ekstrim dan menusuk! Saya sempat mempertanyakan ke-Katolikan Pak Yitno dan kapabilitas beliau tentang Katolik karena pertanyaan beliau yang begitu kental akan filsafat. Seiring waktu, saya berpikir dan berpikir, dan pikiran saya mulai terbuka bahwa ajaran beliau selama ini adalah pertanyaan-pertanyaan sederhana, namun sangat kompleks. Sejak saat itu, saya tertarik akan variasi agama yang tercipta di dunia ini? Mengapa saya menganut Katolik? Apakah Anda yakin bahwa ajaran Anda selama ini adalah benar? Apa yang dimaksud dengan “Benar”? dst.

Kesibukan kuliah, olahraga, dan bermain, sekilas membuat pudar akan pertanyaan-pertanyaan diatas tersebut. Pertanyaan yang begitu sederhana, namun belum saya temukan jawabannya secara utuh.

Suatu sore, ketika saya sedang bekerja di Badan Pengawasan Keuangan & Pembangunan (BPKP), saya mendapat pesan dari Limas Agung, teman saya yang berada di Palu. Limas adalah seorang penganut agama Buddha, dan terlahir dari keluarga Buddhis. Ia mengatakan bahwa neneknya meninggal, dan berada di Rumah Duka Gatot Subroto. Saya lalu merencanakan untuk memberi penghormatan terakhir kepada nenek Limas, bersama teman-teman saya, pada malam itu juga. Saya bertemu dengan keluarga Limas dan berbincang-bincang sembari memakan kacang dan kue yang disajikan oleh ayah Limas. Ayah Limas dikenal oleh teman-teman saya sebagai penganut aliran Buddha yang kental. Kami dengan santai bertukar pendapat dan mendengar beliau bercerita mulai dari meninggalnya nenek Limas hingga ajaran Buddha. Singkat cerita, obrolan kami ditutup dengan sebuah tugas. Saya mendengar cerita beliau mengenai ajaran Buddha dan bagaimana beliau dengan arogan dan penuh keyakinan menyinggung dan memojokkan ajaran Kristen. Saya tidak membela pihak manapun, karena pendapat setiap manusia tentang kebenaran bisa saja berbeda, dan hal itu saya anggap sangat wajar. Banyak hal yang saya pro dan kontra  tentang ajaran Buddha (yang disampaikan oleh ayah Limas). Namun ada satu hal yang saya tidak dapat tolerir. Beliau berkata dengan penuh percaya diri ,”Allah yang anda yakini sebagai Tuhan dan Sang pencipta, menciptakan kegelapan!” Beliau bahkan mempertanyakan ke-Katolikan saya akan pemahaman Alkitab, karena beliau yakin, hal itu tertulis di dalam Akitab, bahkan beliau mengatakan bahwa hal tersebut ditulis pada bagian awal Alkitab. Ketika saya mendengar hal itu, saya diam. Saya merenung. Saya mengingat-ingat kembali akan ayat di Perjanjian Lama, tepatnya di Kitab Kejadian. Saya berusaha dengan halus mengatakan bahwa menurut sepengetahuan saya, hal itu tidak benar. Namun beliau, bak seorang guru menugaskan saya untuk membaca ulang Alkitab! Beliau begitu yakin, begitu percaya diri, bahwa Allah menciptakan segala sesuatu, bahkan kegelapan itu sendiri. Pada saat itu, saya tidak membawa Alkitab dan HP saya tidak mempunyai aplikasi Alkitab, sehingga saya tidak dapat membuktikan bahwa hal itu adalah salah pada saat itu.

Setiba saya dirumah, rasa penasaran saya memuncak begitu dasyat! Saya yakin bahwa hal itu tidak tertulis di Alkitab, namun saya ragu. Saya setiap tahun mendengar ayat-ayat dari Kitab Kejadian pada Malam Paskah, namun saya ragu. Saya lalu membuka Alkitab yang sekian lama saya tidak membukanya, dan mencari akan apa yang saya anggap sebagai kebenaran. Saya tidak sedang membandingkan kebenaran antara Buddha dan Katolik, namun apabila seseorang dengan arogannya memfitnah ajaran pihak lain, maka hal itu sangat tidak dewasa, naïf, dan memalukan.

Dalam tulisan ini, saya tidak ingin menjelek-jelekkan pihak manapun, namun saya ingin berterima kasih, karena beliau-beliau diatas, saya mendapat motivasi untuk membuka dan membaca Alkitab. Rasa penasaran dan keingintahuan saya tidak berhenti sampai disini, justru perjalanan saya baru dimulai. Banyak ayat-ayat dalam Alkitab yang saya pertanyakan dan aliran Katolik yang begitu kental. Banyak hal yang saya ingin mendiskusikan dengan saudara sekalian. Saya sangat berterima kasih kepada Anda yang telah membaca blog saya sampai selesai dan meninggalkan komentar dan kritik anda. 


1 comment:

  1. Harus melengkapi diri dulu ya..harus jadi saksi yang benar menurut firman-Nya :)

    ReplyDelete